Ketidakpuasan dalam melakukan aktifitas kerja ternyata membuat orang menjadi kreatif. Salah satunya, Laszlo Biro seorang jurnalis dari negara Hungaria yang merasakan ketidakpuasan itu. Ia merasa “terganggu” oleh pena yang digunakan untuk mengoreksi naskah yang ditulis pada kertas tipis seperti tinta yang melebar, tumpah atau kertas yang sobek karena sabetan pena yang cukup tajam. Pada 1938, bersama saudara laki-lakinya George, ia berhasil menciptakan alat tulis yang diberi nama Ballpoint Pen.
Laszlo Biro lahir 29 September 1899 di Budapest, Hungaria. Semenjak kecil ia sudah termasuk sosok yang cerdas, berbakat dan memilliki rasa percaya diri yang tinggi. Laszlo yang cerdas berhasil menyelesaikan studinya dibidang kedokteran, seni, dan ilmu hipnotis. Meski memiliki titel intelektual, Laszlo tidak berminat untuk mengembangkan karir yang sesuai dengan ilmu yang didapatnya semasa dibangku kuliah. Ia lebih memilih untuk menjadi seorang jurnalis.
Suatu ketika, Laszlo merasa putus asa. Ia acapkali kehilangan waktu gara-gara tinta meleleh dan harus membersihkan lelehan tinta itu. Belum lagi bekas hapusan tinta bisa merusak atau mengotori kertas berikut mesin cetaknya. Karena tak ingin pekerjaannya terganggu, Laszlo menghubungi saudara lelakinya George. Mereka berkolaborasi merancang model pen, berikut formula tinta yang lebih baik dari sebelumnya.
Bersama George, seorang kimiawan, dia mengembangkan ujung pen yang baru yang terdiri dari sebuah bola yang dapat berputar dengan bebas pada sebuah lubang. Saat berputar, bola tersebut akan mengambil tinta dari sebuah cartridge, tinta membasahi bola kecil yang mengalir secara kapiler dan dengan bantuan gravitasi. dan kemudian menggelinding agar melekatkannya pada kertas. Karena bola kecil itulah maka pena baru itu dinamakan Ball Point Pen atau yang lazim dikenal dengan nama bolpen.
Sebagian besar literatur menyebutkan, bolpen buatan Laszlo mempunyai ruang internal yang diisikan tinta melekat. Tinta tersebut disalurkan melalui ujungnya saat digunakan dengan penggelindingan sebuah bola kecil (berdiameter sekitar 0,7 mm hingga 1 mm) dari bahan logam. Tintanya segera kering setelah menyentuh kertas. Hasilnya cukup memuaskan. Rancangan ini kemudian dipatenkan di Paris tahun 1938.
Meski demikian, menurut para ahli, bolpen buatan Laszlo ini masih memiliki kelemahan pada desain, kawat gulung dan tinta yang kadang meleleh di kertas. Mereka pun kembali ke laboratorium untuk mendesain ulang, sekaligus menguji dampak tintanya. Hasil yang didapat, pen tampil lebih baik. Keunikan lain, pen itu justru nyaman kalau dipakai dalam posisi miring.
Mendirikan Pabrik
Suatu ketika, saat liburan musim panas, Laszlo bertemu dengan Augustine Justo. Dikemudian hari orang ini berhasil menjadi Presiden Argentina. Dalam pertemuan itu Laszlo menawarkan hasil karyanya. Gayung pun bersambut. Laszlo diminta untuk segera mendirikan pabrik di Argentina. Penyerangan tentara Nazi ke Hungaria, semakin menguatkan Laszlo untuk pindah ke Argentina. Hak paten penemuannya di Paris dicabut. Kemudian Laszlo mematenkannya kembali di Argentina. Pada 10 Juni 1943, karyanya dijual dengan merek Birome, yang masih bertahan hingga saat ini. Di Tahun yang sama, Laszlo membangun pabrik Ballpoint Pen pertama. Satu tahun kemudian, model pen terbarunya mereka pasarkan ke seluruh Argentina, hasilnya cukup menggembirakan.
Ballpoint buatan Laszlo menarik minat beberapa negara eropa, termasuk pemerintah Amerika Serikat. Bahkan, pemerintah negara Paman Sam itu mengirim beberapa ahli untuk memperdalam karya Laszlo bersaudara. Seorang pengusaha Amerika, Eberhard Faber berani membayar ciptaan Laszlo seharga $500.000. Uang ini sekaligus sebagai bukti hak produksi pen Biro Brothers di Amerika dimilki Ebenhard. Sayang, di tangan pengusaha Ebenhard penjualan ballpoint pen tidak sesuai harapan. Pada bulan Mei 1945, secara resmi Eberhard Faber Company mengalihkan hak paten kepada Eversharp Co.
Tanpa disangka, seorang pengusaha asal Chicago Milton Reynolds membajak hasil Ballpoint pen ciptaan Laszlo.Reynolds nekad mendirikan perusahaan Reynolds International Pen Company di Amerika. Bahkan, Reynolds pun tak mengindahkan hak paten yang sudah dibeli Eversharp Co. Reynold bekerjasama dan memproduksi Ballpoint pen dengan Gimbel’s department store New York, berlabel Reynold’s Rocket. Reynolds pun mengeruk untung besar dari penjualan Ballpoint pen.
Alat tulis buatan Laszlo melampui jamannya,. Dua orang berkebangsaan Inggris, Henry Martin dan Frederick Miles mengembangkan hasil temuan Laszlo dengan membuat ballpoint anti bocor dan meluap untuk digunakan pada pesawat terbang yang digunakan pada Perang Dunia II. Pada waktu yang bersamaan,. Franz Szech, seorang warga California, berhasil membuat tinta jauh lebih awet dan tahan lama berada dalam bolpennya, namun sayangnya tinta itu lambat laun menjadi kering bila terkena udara. Pada bulan Juli 1966, Paul C. Fisher berhasil menciptakan Bolpen khusus ruang angkasa. Uji coba pena tersebut meliputi kondisi di bawah air, ruang tanpa bobot dan tekanan hampa. Pena ini diuji pertama kali oleh Dr Robert Gilruth, Direktur NASA, di Houston, Texas. Pada tahun 1967, bolpen ini lulus ujian dan dipilih untuk digunakan oleh para astronot Apollo.
Laszlo Biro meninggal 24 November 1985 di negara Argentina. Jasadnya boleh terkubur. Namun temuannya yang luar biasa masih tetap dipergunakan hingga sekarang.
Source : Pikiran-Rakyat Edisi Cakrawala, Kamis 19 Juni 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar