Siapa yang bisa memungkiri kemajuan teknologi mendatangkan manfaat yang begitu besar bagi kehidupan manusia. Namun tidak bisa disangkal pula, bahwa teknologi pun memiliki dampak buruk akibat penyalahgunaannya.
Salah satu dampak yang mulai menjadi sorotan adalah makin meningkatnya fenomena kecanduan pada produk-produk teknologi, seperti telepon selular, blackberries atau pun perangkat digital lainnya. Peringatan akan bahaya kecanduan teknologi menjadi semacam `tanda` yang harus diwaspadai, karena manusia kini menjadi sangat tergantung pada benda-benda teknologi tersebut.
Tidak mengherankan, jika sebagian dari mereka rela bangun berkali-kali dalam semalam hanya untuk mengecek e-mail atau pun pesan singkat yang ada dalam komputer atau handphone mereka.
Saat ini, Prof Kakabadse sedang menggelar sebuah riset untuk mengetahui kemungkinan wabah kecanduan ini menyebar.
Dengan merujuk bukti dari riset kecil yang dilakukan Kakabadse terhadap 360 partisipan, terungkap bahwa hampir sepertiga dari total partisipan dalam penelitian mengalami kecanduan. Menurut Prof Kakabadse, setiap orang bisa saja menjadi kecanduan pada hal apapun.
"Kita adalah mahluk yang memiliki kebiasaan dan kita bisa menjadi kecanduan pada banyak hal yang tidak biasa. Teknologi menjadi lebih menarik dalam 10 tahun terakhir seiring ditemukannya internet dan banyak hal. Teknologi membuat sesuatu menjadi lebih sederhana dan gampang dibawa ke mana pun dan lebih mudah diperoleh. Anda akan terkejut begitu banyak orang memiliki PDA atau Blackberry di atas tempat tidurnya," ungkap Kakabadse.
"Bagi yang kecanduan, mereka akan bangun di malam hari dan membuka pesan dari PDA mereka dua hingga tiga kali dalam semalam," tambahnya.
Problem kecanduan ini juga dapat mengakibatkan masalah pada suatu hubungan ketika kecanduan membuat seseorang menjadi terasing dari keluarganya. Ada konsekuensi sosial lainnya ketika kecanduan yang derita akibat kecemasan atau penyakit.
Prof Kakabadse mengatakan, pada tahap awal kecanduan, para pekerja sering kali sangat produktif, me-reply e-mail dan pesan, namun ketika waktu berjalan akan ada konsekuensi yang lebih serius.
"Beberapa orang sangat cemas ketika mereka harus kehilangan gadget atau perangkat pribadinya. Mereka mungkin akan mengalami masalah dengan para pekerja karena menghabiskan waktu lebih banyak untuk mengecek pesan singkat," ungkap Prof Kakabadse.
Salah satu dampak yang mulai menjadi sorotan adalah makin meningkatnya fenomena kecanduan pada produk-produk teknologi, seperti telepon selular, blackberries atau pun perangkat digital lainnya. Peringatan akan bahaya kecanduan teknologi menjadi semacam `tanda` yang harus diwaspadai, karena manusia kini menjadi sangat tergantung pada benda-benda teknologi tersebut.
Tidak mengherankan, jika sebagian dari mereka rela bangun berkali-kali dalam semalam hanya untuk mengecek e-mail atau pun pesan singkat yang ada dalam komputer atau handphone mereka.
Saat ini, Prof Kakabadse sedang menggelar sebuah riset untuk mengetahui kemungkinan wabah kecanduan ini menyebar.
Dengan merujuk bukti dari riset kecil yang dilakukan Kakabadse terhadap 360 partisipan, terungkap bahwa hampir sepertiga dari total partisipan dalam penelitian mengalami kecanduan. Menurut Prof Kakabadse, setiap orang bisa saja menjadi kecanduan pada hal apapun.
"Kita adalah mahluk yang memiliki kebiasaan dan kita bisa menjadi kecanduan pada banyak hal yang tidak biasa. Teknologi menjadi lebih menarik dalam 10 tahun terakhir seiring ditemukannya internet dan banyak hal. Teknologi membuat sesuatu menjadi lebih sederhana dan gampang dibawa ke mana pun dan lebih mudah diperoleh. Anda akan terkejut begitu banyak orang memiliki PDA atau Blackberry di atas tempat tidurnya," ungkap Kakabadse.
"Bagi yang kecanduan, mereka akan bangun di malam hari dan membuka pesan dari PDA mereka dua hingga tiga kali dalam semalam," tambahnya.
Problem kecanduan ini juga dapat mengakibatkan masalah pada suatu hubungan ketika kecanduan membuat seseorang menjadi terasing dari keluarganya. Ada konsekuensi sosial lainnya ketika kecanduan yang derita akibat kecemasan atau penyakit.
Prof Kakabadse mengatakan, pada tahap awal kecanduan, para pekerja sering kali sangat produktif, me-reply e-mail dan pesan, namun ketika waktu berjalan akan ada konsekuensi yang lebih serius.
"Beberapa orang sangat cemas ketika mereka harus kehilangan gadget atau perangkat pribadinya. Mereka mungkin akan mengalami masalah dengan para pekerja karena menghabiskan waktu lebih banyak untuk mengecek pesan singkat," ungkap Prof Kakabadse.
Sering bangun tengah malam buka pesan |
Prof Kakabadse menilai peringatan akan bahaya kecanduan tidak sepenuhnya berlaku untuk semua jenis gadget. Namun ia meminta perusahaan memberikan progam pelatihan bagaimana menggunakan perangkat teknologi yang aman kepada para staf atau karyawannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar