Senin, 17 Oktober 2011

kisah tangan berpuntung rokok

rokok saya nikmat
nikmat rokok saya
kalau tidak nikmat
bukan rokok saya!!
(dengan nada topi saya bundar)
sabtu pagi udah di bem. duduk mencari sinyal wifi buat di colong. hahaha, parah banget. pagi hari memang menakjubkan, terutama di jogja. negeri keraton seribu budaya yang menjadi tempat banyak pelajar berdedikasi untuk menuntut ilmu. walaupun entah dedikasinya buat apa, cari pacar, istri, atau cari keributan, hehe. sinar matahari yang menyengat tapi menghangatkan, burung-burung yang terbang berkicau kesana kemari. kutilang di dahan pohon, belibis dilangit mengembangkan sayap. hamparan karpet hijau sawah, beberapa telah menguning menambah rasa syukur dalam diri kepada Yang Maha Memiliki karena mata ini masih bisa melihat keindahan negeri saksi serangan umum satu maret.
berkendara perlahan dengan soul-mate setia yang sudah 5 tahun menemani, Bejo, suzuki smash 110 cc yang sekarang sedang bertelanjang dada menuruni jalan kaliurang. perlahan tapi pasti. merah warna lampu yang menyala didepan, memberhentikan pengendara kendaraan bermotor rapi dibelakang garis putih marka jalan. melihat lampu seven segments menunjukkan angka 90-an, maka gw matiin mesin motor, dan melihat sekeliling perempatan kentungan. dan mata pun tertambat kepada seorang penjual koran yang salah satu kakinya berwarna beda. ternyata itu kaki palsu…
sungguh sedih, melihat seseorang yang cacat secara fisik, masih harus mencari uang dengan berpanas-panasan di lampu merah demi uang yang tidak banyak. hati ini sungguh iba. namun, rasa itu langsung berubah ketika melihat tangan yang menggenggam. menggenggam batang pembawa sakit. ya, rokok.
kalau dia memang butuh uang, kenapa uangnya dibakar? kalau memang bekerja keras demi uang halal, lalu kenapa setelah itu uangnya dibakar? astaga…
padahal, efek negatif rokok tuh banyak banget. setuju ngga? coba deh, liat gambar dibawah, tentang zat-zat yang terkandung di rokok;

bahaya-merokok.gif

1. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, dsb.

2. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet.

3. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.

4. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan rokok asing yang berasal dari luar negeri, sehingga uang yang dibelanjakan perokok sebagaian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara. Pabrik rokok yang mempekerjakan banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup pegawainya, sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh dapat dipekerjakan di tempat usaha lain yang lebih kreatif dan mendatangkan devisa.

5. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja merokok di tempat umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup orang lain, sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker.

6. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok dapat dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang harus dihindari dan dijauhi sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama yang merokok mungkin akan memiliki persepsi yang berbeda dalam hal ini.

Kesimpulan :

Jadi dapat disimpulkan bahwa merokok merupakan kegiatan bodoh yang dilakukan manusia yang mengorbankan uang, kesehatan, kehidupan sosial, pahala, persepsi positif, dan lain sebagainya. Maka bersyukurlah anda jika belum merokok, karena anda adalah orang yang smart / pandai.
 
atau ngga, coba liat gambar terkait efek merokok bagi sang perokok;
 
bahaya-merokok
masih belum cukup? googling deh, keywordnya rokok atau apalah tentang rokok. pasti lu bakal dapeting banyak banget hasil yang muncul.
ya, memang ngga sedikit orang yang tau dampak ngerokok. tapi semua itu dengan mudah dikesampingkan. mulai dari alasan biar keren lah, sampe alasan kalo rokok itu bisa menghilangkan stress. dan juga, sampe susah orang-orang yang ingin menyadarkan teman-tem,an mereka yang sudah kecanduan. alasannya lagi-lagi, seperti yang diatas, atau bahkan yang radikalnya, ikut membiayai makan rakyat indonesia. kok gitu?
memang, industri rokok adalah penyumbang terbesar bagi pemasukkan pajak indonesia. seperti yang dikutip dari kantor berita antara, pajak dari bea cukai roko saja sampai 52 triliun! bayangkan berapa truk krupuk kulit yang bisa dibeli oleh uang segitu banyak! gila banget kan!
memang, pemerintah serba salah. pengen ngelarang buar kesehatan rakyatnya naik, tapi disatu sisi, nanti pemasukkan mereka berkurang, dan ngga ada dana untuk membangun negeri ini. buah simalakama…
tapi, sebagai bekas perokok, gw udah pernah ngerasain deh, namanya rokok itu enaknya dimana, dan jeleknya dimana. dan skor overall-nya, tetep. rokok itu bagus banget untuk ditinggalin. separah apa alasan teman-teman kita agar mereka bisa ngerokok, tetep harus kita bantah. bahkan kalo mau bawa ayat monggo, tapi tau deh ayat yang mana. dari situ, kita kasih penjelasan pelan-pelan. satu demi satu kita sadarkan, setelah itu barulah. nanti rakyat yang sadar akan mulai tau kemana para pekerja rokok itu harus diarahkan.
mendingan gitu kan? daripada serba salah ngesih uang ke pengemis yang ngerokok? orang uangnya buat mereka beli makan, malah dipake buat beli rokok!

Source : http://radenisme.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar